Rabu, 09 Maret 2011

pencemaran lingkungan

TUGAS PENCEMARAN LINGKUNGAN
DAMPAK PENUMPUKAN SAMPAH TERHADAP KESEHATAN, KONDISI TANAH DAN LINGKUNGAN


OLEH :
DAVIDIA INTAN PERMATA YAHDI
E34080077


!LOGO IPB TRANSPARANS BIRU.gif









DEPARTEMEN KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA
FAKULTAS KEHUTANAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2010




PENDAHULUAN
                Istilah sampah  sudah tidak asing lagi ditelinga. Jika mendengar istilah sampah, pasti yang terlintas dalam benak adalah setumpuk limbah yang menimbulkan aroma bau busuk yang sangat menyengat. Sampah diartikan sebagai material sisa yang tidak diinginkan setelah berakhirnya suatu proses. Sampah adalah zat kimia, energi atau makhluk hidup yang tidak mempunyai nilai guna dan cenderung merusak. Sampah merupakan konsep buatan manusia, dalam proses- proses alam tidak ada sampah, yang ada hanya produk-produk yang tak bergerak.
Dalam kehidupan manusia, sampah dalam jumlah besar datang dari aktivitas industri, misalnya pertambangan, manufaktur, dan konsumsi. Hampir semua produk industri akan menjadi sampah pada suatu waktu, dengan jumlah sampah yang kira-kira mirip dengan jumlah konsumsi. Laju pengurangan sampah lebih kecil dari pada laju produksinya. Hal ini lah yang menyebabkan sampah semakin menumpuk di setiap penjuru kota.
Tingkat kepadatan penduduk yang sangat tinggi, serta keterbatasan lahan yang tersedia, menyebabkan timbulnya permasalahan sampat tidak dapat teratasi dengan baik, ketidak pedulian masyarakat akan masalah sampah membuat sampah terus menumpuk di berbagai sudut kota tanpa adanya sentuhan penanganan yang benar.
Besarnya timbunan sampah yang tidak dapat ditangani tersebut akan menyebabkan berbagai permasalahan baik langsung maupun tidak langsung bagi penduduk kota apalagi daerah di sekitar tempat penumumpukan. Dampak langsung dari penanganan sampah yang kurang bijaksana diantaranya adalah berbagai penyakit menular maupun penyakit kulit serta gangguan pernafasan, sedangkan dampak tidak langsungnya diantaranya adalah bahaya banjir yang disebabkan oleh terhambatnya arus air di sungai karena terhalang timbunan sampah yang dibuang ke sungai.

PEMBAHASAN
Berdasarkan sumbernya sampah terbagi menjadi sampah alam, sampah manusia, sampah konsumsi, sampah nuklir, sampah industri, dan sampah pertambangan. Sedangkan berdasarkan sifatnya sampah dibagi menjadi dua yaitu 1) sampah organik atau sampah yang dapat diurai (degradable) contohnya daun-daunan, sayuran, sampah dapur dll, 2) sampah anorganik atau sampah yang tidak terurai (undegradable) contohnya plastik, botol, kaleng dll.
Dalam kehidupan manusia, sampah dalam jumlah besar datang dari aktivitas industri, misalnya pertambangan, manufaktur, dan konsumsi. Hampir semua produk industri akan menjadi sampah pada suatu waktu, dengan jumlah sampah yang kira-kira mirip dengan jumlah konsumsi. Laju pengurangan sampah lebih kecil dari pada laju produksinya. Hal ini lah yang menyebabkan sampah semakin menumpuk di setiap penjuru kota.
Besarnya timbunan sampah yang tidak dapat ditangani tersebut akan menyebabkan berbagai permasalahan baik langsung maupun tidak langsung bagi penduduk kota apalagi daerah di sekitar tempat penumumpukan. Dampak langsung dari penanganan sampah yang kurang bijaksana diantaranya adalah berbagai penyakit menular maupun penyakit kulit serta gangguan pernafasan, sedangkan dampak tidak langsungnya diantaranya adalah bahaya banjir yang disebabkan oleh terhambatnya arus air di sungai karena terhalang timbunan sampah yang dibuang ke sungai.
Selain penumpukan di tempat pembuangan sementra (TPS), sampah pun akan semakin meningkat jumlah nya di tempat pembuangan akhir (TPA). Dengan semakin bertumpuknya sampah di TPA-TPA, akan lebih berpeluang menimbulkan bencana seperti yang terjadi di salah satu TPA yang ada di Bandung beberapa tahun lalu. Bencana longsor yang terjadi di TPA tersebut terjadi karena adanya akumulasi panas dalam tumpukan sampah yang pada akhirnya menimbulkan ledakan yang sangat hebat. Karena ledakan inilah maka sampah-sampah tersebut longsor dan menimbun puluhan rumah serta pemiliknya. Tak kurang dari 100 orang meninggal karena peristiwa ini. Dari kejadian tersebut kita harus berfikir keras bagaimana agar bencana serupa tidak trjadi di TPA-TPA yang lainnya.
Secara tidak langsung sampah yang menumpuk akan berpengaruh pada perubahan iklim akibat adanya kenaikan temperatur bumi atau yang lebih dikenal dengan istilah pemanasan global. Seperti yang telah kita ketahui bahwa pemanasan global terjadi akibat adanya peningkatan gas-gas rumah kaca seperti uap air, karbondioksida (CO2), metana (CH4), dan dinitrooksida (N2O). Dari tumpukan sampah ini akan dihasilkan ber ton-ton gas karbondioksida (CO2) dan metana (CH4). Gas metana (CH4) dapat dirubah menjadi sumber energi yang akhirnya bisa bermanfaat bagi manusia. Sedangkan untuk gas karbondioksida (CO2), sampai saat ini belum ada pemanfaatan yang signifikan. Apalagi kalau ada sampahsampah plastik yang tidak bisa diuraikan oleh tanah, akan mengakibatkan menumpuknya sampah dan limbah. Disaat musim hujan tiba, sungai tidak bisa menahan air sungai yang deras dan akhirnya terjadilah pengikisan tanah dan sangat tidak sanggup menahan tekanan air tadi dan lalu mencari daratan baru, yang akhirnya meluap kepermukaan dan akan menyebabkan banjir. Begitupun dampak dari sampah yang dibakar, mungkin pembakaran sampah di pekarangan rumah lebih praktis, tapi dalam jangka waktu yang panjang cara seperti ini sebenarnya merugikan individu yang bersangkutan, komunitas, dan lingkungan secara keseluruhan. Polusi yang kelihatannya sedikit ini lamalama menjadi bukit, karena polusi ini perlahanlahan akan membuat sebagian orang yang seharusnya hidup sehat menjadi sakit, antara lain sakit gangguan pernafasan.
Kesadaran masyarakat terhadap pengelolaan lingkungan hidup belum optimal bahkan cenderung banyak masyarakat yang mengabaikannya. Sehingga hal ini banyak menimbulkan bencana seperti banjir, tanah longsor. Bahkan lingkungan yang buruk juga menimbulkan berbagai macam penyakit di masyarakat seperti Demam Berdarah ( DB), Chikungunya dan lainlain. Untuk itu perlu penyadaran lebih mendalam kepada masyarakat agar mereka mau dan peduli terhadap lingkungan hidup. Lingkungan yang kotor dan polusi sampah inilah, yang menyebabkan masyarakat tidak menyadari hidup sehat dan akhirnya melimpahkan masalah ke pemerintah setempat. Masalah lingkungan adalah masalah kita bersama yang
harus kita jaga kebersihan dan kesehatannya. Melalui perawatan rutin setiap hari jangan menunggu lingkungan rusak dan merugikan kita bersama. Lingkungan Sehat adalah Lingkungan Bebas Polusi.
           
Sampah dapat membawa dampak yang buruk pada kondisi kesehatan manusia. Bila sampah dibuang secara sembarangan atau ditumpuk tanpa ada pengelolaan yang baik, maka akan menimbulkan berbagai dampak kesehatan yang serius. Tumpukan sampah rumah tangga yang dibiarkan begitu saja akan mendatangkan tikus got dan serangga (lalat, kecoa, lipas, kutu, dan lain-lain) yang membawa kuman penyakit.
Lalat hidup dari sisa makanan dan berkembang biak ditempat sampah. Lalat dapat menjadi pembawa utama dari kuman bakteri yang menyebabkan diare karena mudah hinggap di makanan atau peralatan makan. Tikus diketahui dapat membawa penyakit seperti tipus, leptosprirosis, salmonellosis, pes dan lain-lain. Sedangkan serangga (lalat, kecoa, lipas, kutu, dan lain-lain) dapat membawa berbagai bakteri yang menyebabkan penyakit disentri dan diare. Nyamuk akan beranak-pinak di air yang tidak bergerak di sekitar sampah yang tercecer dan dapat menyebabkan malaria bahkan demam berdarah.
            Pengelolan sampah dengan cara penimbunan (sanitary landfill) sebagaimana dimaksud dalam pasal 14 ayat (3) RUU kelola sampah harus memenuhi syarat:
a.       Melakukan analisis dengan prosedur ekstraksi
b.      Melakukan penimbunan hasil pengelolaan stabilisasi dan solidifikasi dengan ketentuan penimbunan sampah (landfill).
Pembuangan sampah yang selama ini banyak dilakukan adalah dengan ditumpuknya dipinggir jalan, lalu tim gerak pembersihan sampah mengambil secara rutin, tapi bagaimana dengan masyarakat yang tinggal didaerah atau rumahnya jauh dari jangkauan tim gerak pembersihan sampah...Mungkin ini yang menjadi pangkal masalah. Karena tidak menutup kemungkinan masyarakat tersebut membuang sampah ke sungaisungai terdekat atau hanya ditumpuk begitu saja atau dibakar.
Pembuangan sampahsampah ke sungai, akan menyebabkan pencemaran terhadap air sungai tersebut. Apalagi ada juga yang membuang limbah manusia ke sungai. Apakah mereka tidak menyadari pentingnya air sungai bagi kehidupan masyarakat di desadesa. Pembuangan sampah dan limbah ke sungai akan mengakibatkan terhambatnya proses air tanah.
Tanah sering didefinisikan sebagai sebuah tubuh alami yang dinamis akibat aktivitas kehidupan flora dan fauna tanah termasuk mikroba (jasad renik), reaksi fisiko-kimia, dan pengaruh suhu dan air. Tanah berperan sebagai tempat berjangkar tanaman sumber bahan makanan, penyimpan air untuk tanaman dan penyimpanan udara untuk pernafasan akar. Karena itu, upaya untuk memenuhi kebutuhan pangan umat manusia yang terus bertambah tampaknya tidak akan pernah lepas dari pemanfaatan tanah dan pengelolaannya secara bijaksana. Oleh karena itu, adanya penumpukan sampah atau pembakaran sampah akan menghambat pernafasan akar, sehingga tumbuhan disekitar tidak dapat tumbuh dengan baik.
Terdapat banyak tipe tanah yang mencerminkan tipe batuan dan mineral pembentuknya. Berbagai organisme sangat kecil hidup pada sisa tanaman yang melapuk dalam tanah, yang merombaknya menjadi humus. Humus memberikan warna gelap pada tanah yang menyebabkannya menyerap panas. Humus juga mengikat lengas dan sekaligus berperan sebagai sumber hara tanaman.
Tanah adalah produk transformasi substansi-substansi mineral (dari batuan) dan organik di permukaan bumi yang dipengaruhi oleh faktor-faktor lingkungan yang berlangsung dalam kurun waktu yang sangat panjang dan mempunyai susunan serta morfologi yang jelas.
Untuk mengelola lahan secara bijaksana sesuai kemampuaanya diperlukan suatu sistem pengelompokan. Pengertian istilah kemampuan tanah hampir sama dengan kemampuan lahan hanya saja penentuan ditekankan pada sifat-sifat yang berhubungan langsung dengan kesuburan, seperti tekstur, pH dan ketersediaan unsur-unsur hara.
Proses pelapukan partikel tanah pada bagian lain akan memutuskan ikatan-ikatan senyawa primer dan melepaskan unsur-unsur penyusunannya ke larutan tanah yang selanjutnya dalam mengalami resintesis membentuk senyawa baru yang lebih tahan terhadap proses pelapukan.
Pengelolaan tanah dalam sistem budidaya memerlukan disiplin ilmu yang tinggi guna menekan tingkat penurunan kapasitas daya dukungnya terhadap produktivitas tanaman. Ketergantungan pada input produksi kimia buatan telah banyak terbukti menjadi bumerang dalam membangun sistem pengelolaan  yang berkelanjutan.
Fungsi tanah sebagai penopang kehidupan masyarakat dinilai sangat penting, adanya sampah menyebabkan fungsi tersebut berkurang. Oleh karena itu adanya pemanfaatan sampah yang berkelanjutan perlu dikembangkan agar fungsi tanah, dampak terhadap lingkungan serta kesehatan dapat di kurangi dampaknya.









DAFTAR PUSTAKA
Anonim.2010.Dampak Lingkungan Kotor dan Penumpukan Sampah.[terhubung berkala].http://www.depok.go.id/21/03/2010/himbauan-pemerintah-kota depok/adipura-dan-sampah(28 September 2010).
Anonim.2010. Pengelolaan Sampah Dengan Pembakaran [terhubung berkala]. http://www.diskimrum.jabarprov.go.id/etc/artikel/PENGELOLAAN_SAMPAH_DENGAN_PEMBAKARAN.pdf (30 September 2010).
Anonim.2010. Apa Akibat Dari Pembakaran Sampah. [Terhubung Berkala]. http://olahsampah.multiply.com/journal/item/7/Apa_akibat_dari_pembakaran_sampah...  (01 Oktober 2010).
Kurdi, Yasin.2010.Pengelolaan Sampah Dengan Pembakaran. http://digilib.unnes.ac.id/gsdl/collect/skripsi/index/assoc/HASH5524/859ee744.dir/doc.pdf  (03 Oktober 2010).
Nainggolan, Kaman. 2006. Revitalisasi Pertanian. Penerbit Buku Kompas. Jakarta.




                

Tidak ada komentar:

Posting Komentar