Kamis, 15 Desember 2011

Bertahap

Jalan ini terasa terang
Seterang lampu neon menerangi dunia setiap malam
sejenak aku terlena dengannya
tak mendengarkan panggilan alam tentang kenyataan
Hah aku hanya bermimpi,tidak aku bisa mewujudkannya
dukaku saat ini akan menjadi cambukanku
untuk berjalan menatap keindahan
Tuhan, inginku lanjutkan hidupku
dengan kebahagiaan bersama orang tuaku..

Anganku Melambung Tinggi

Jauh..jauh...kuingin terbang jauh
Terbang bersama burung-burung yang pergi sesuka hati
Tanpa aku harus merasa lelah
Terbang tanpa henti
Menjelajah dunia, bersama udara yang ada di langit
Anganku melambung tinggi
tinggi, setinggi langit ketujuh
Tuhan kabulkan doaku agar ku mencapainya
Mencapai angan tertinggiku

My First Love

Cinta merupakan anugerah terindah dari Tuhan, jangan kamu menyia-nyiakannya.
karena penyesalan itu akan menghampirimu sampai akhir hidupmu, apalagi kamu telah menyakiti hati orang yang kamu cinta.

                Tak seperti hari biasanya, saat bel sekolah berbunyi aku langsung bergegas pulang. Hari ini aku berencana untuk main ke rumah salah satu temanku nenes. Orang tua nenes mempunyai sebuah villa yang tidak jauh dari SMP ku.
“Tan, kamu jadi kerumah?” teriak nenes
“iya jadi, tapi aku mau ke toilet dulu ya. Ajak temen-temen yang lain juga nes, biar au ada temen pulang” berbicara sambil jalan menuju ke toilet
            Seusai dari toilet aku langsung menghampiri nenes yang sedang duduk di depan perpustakaan dibawah payung wismilak. Kulihat disana Nenes tidak sendirian, teman-temanku yang lain sudah ada disana juga. Ada Atin, Nica, Nila dan Tirta. Mereka adalah teman-temanku yang rumahnya berdekatan dengan Villa milik orang tua Nenes, kecuali Atin yang rumahnya tidak jauh dari rumahku.
“ Nes, jadi kita pergi kerumahmu?”
“Jadilah, kan kita mau panen strowberry di villaku kebetulan sudah saatnya panen.”
“yang bener?boleh kita habisin semuanya?”
“Iyalah.”
“Asiiikkkk,ayo teman-teman kita berangkat keburu hujan”
Tiba-tiba Atin memotong pembicaraan kami “ Ayuk-ayuk tapi aku belum izin orang tuaku gimana?”
“yasudah kamu telpon saja orang tuamu” kata Nenes
“bener juga ya” sambil manggut-mangut
Atin langsung berlari menuju telpon umum yang ada di depan UKS. Sambil tergesa-gesa dia mengangkat gagang telpon dan memasukkan koin untuk izin kepada orang tuanya. Setelah mendapatkan izin dengan syarat tidak boleh pulang terlalu sore, kami berlima segera berangkat menuju vila Nenes.
Sekolah kami adalah SMP swasta terbaik yang ada di Surabaya, memang sih tempatnya agak dipedalaman tapi kualitas dan mutunya tidak kalah dengan sekolah-sekolah yang ada di kota. Bahkan untuk menuju jalan raya saja, kamu harus berjalan kurang lebih 1 km. Setiap hari harus berjalan sejauh itu, tapi kami tidak pernah merasa capek karena selalu berjalan bersama-sama. Apalagi gunung menjulang, pohon semara di sisi kanan kiri sepanjang perjalanan tidak pernah membuat kami bosan.
            Sepanjang perjalanan menuju villa Nenes kami bercanda dan bergosip mengenai pelajaran yang paling tidak kami sukai yaitu pelajaran Sejarah. Pelajarannya membuat ngantuk ditambah lagi dengan gurunya yang lemah lembut suaranya tapi galaknya minta ampun.
“eh tahu gak?tadi si Febri makan didalam kelas loh.waktu pelajarannya pak Agus lagi.” Kataku
“Serius?beraninya dia makan di saat Pak Agus ngajar” Nica bertanya
“Serius, coba dia ketahuan bisa dihukum ngebersihin toilet dia”
            Disaat kita seru bercerita, ada seorang anak laki-laki menghampiri kami. Aku kira mungkin dia kakak salah satu dari kami yang akan menjemput kami. Dari wajahnya sepertinya aku pernah melihatnya, tapi siapa? Aku berfikir cukup keras. Dibelakang anak itu ada temanku yang bernama Adi, aku baru ingat kalau dia adalah saudara temenku Adi itu dan pernah dikenalkan kepadaku.Dia adalah anak kelas 1 SMA di salah satu SMA terkenal di kota.
“Ada apa di?”tanyaku
“Ini Bayu pengen ketemu kamu katanya.”
“Apa?kenapa?”
“Aku pengen ngomong sesuatu ke kamu.” Kata Bayu sambil garuk-garuk kepala
“Ngomong apa?”
“ehm..ehm..kamu mau gak jadi pacar aku”
            Seperti tersambar petir di bawah pohon randu, aku terkejut setengah mati. Apakah benar apa yang dikatakan dia, wajahnya ganteng dengan kulit putih bersih siapa sih yang gak tertarik padanya. Dikejahuan temannku sudah melambaikan tangannya pertanda aku harus cepat-cepat menyusul mereka. Aku tidak mampu berdiri di depan dia, malu rasanya dan detak jantungku berdetak begitu cepat. Aku terdiam cukup lama di depan dia dan temanku.
“ Gak perlu dijawab sekarang kok, yang penting aku sudah mengungkapkannya padamu”
“hah?iya, aku akan memikirkannya dulu”
“maaf ya kalau membuatmu kaget”
“iya gak papa, oiya aku harus pergi dulu aku sudah ditinggal temanku”
“emang kamu mau kemana?”
“mau maen.”jawabku datar
“mau diantar tidak?” sambil tersenyum
“gak usah aku naek angkutan umum saja bareng temen-temen”
“Oh, yasudah hati-hati ya.lalu jawabannya gimana?”
“ok, terima kasih. Jawabannya nanti aku akan kasih tahu ke Adi ya.” Sambil aku jalan cepat menuju ke teman-temanku dan melambaikan tangan padanya dan Adi
            Tujuanku untuk bermain ke vila Nenes sejenak buyar dengan kejadian tadi. Aku memikirkan wajahnya terus, apakah aku benar jatuh cinta dan suka kepada dia. Sepanjang perjalanan di angkutan umum aku hanya termenung dan bengong. Pikiranku kemana-mana sedangkan terdengar hingar bingar teman-temanku yang asik bercerita. Sesampainya dirumah Nenes aku langsung mengikuti dia kearah kebun strowberinya. Sejenak aku bisa melupakan kejadian tadi.
“Tadi siapa yang sama Adi, Tan?” Nila menyenggol bahuku
“oh tadi itu, dia saudara si Adi”
“kok kayaknya deket banget sama kamu”
“enggak” jawabku dengan suara agak tinggi
“kok kamu emosi sih, kan aku cuma bertanya saja”Nila dengan wajah memelas
“maaf yah, aku g berniat”
“iya gak papa kok”
            Setelah bersenang-senang selama 2 jam, aku dan teman-teman yang lain pamit pulang ke Nenes. Strowberi yang ada di kebun Nenes sepertinya ludes habis kita makan. Ini baru 5 orang yang main, bagaimana kalau temen satu kelas datang kesini semuanya.
“Nes kami pulang ya?sudah jam 3 ini nanti aku dimarahin mama”Atin berpamitan
“Aku juga yah”Kata Nica
“Nes, maksih banyak ya,udah merepotkaanmu”kataku
“iya lain kali main kesini lagi ya”
“Siap”jawab kami bertiga kompak
“ bye Nenes.” Sambil melambaikan tangan
2_9700_622.jpg“bye..hati-hati dijalan.”


TO BE CONTINUE 

Senin, 12 Desember 2011

langkahku semakin berat, akankah aku mampu terus berjalan tegap dengan arah yang tepat
tanpa ragu,tanpa bimbang dan dengan penuh keyakinan
walaupun aku hanya seorang yang tak tahu mengenai keyakinan itu
aku hanya ingin menjadi yang terbaik diantara yang terbaik
demi orang yang menyayangiku
dan demi orang yang telah menyakiti orang yang aku sayang